Jelaskan upaya kerajaan sriwijaya mengalahkan dharmawangsa teguh dari kerajaan medang
IPS
Jvdnudggzmhdd
Pertanyaan
Jelaskan upaya kerajaan sriwijaya mengalahkan dharmawangsa teguh dari kerajaan medang
1 Jawaban
-
1. Jawaban helen101
Menyerang Sriwijaya
Berita Cina dari Dinasti Song menyebut
Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dengan nama
San-fo-tsi , sedangkan Kerajaan Medang di
Jawa dengan nama Cho-po .
Dikisahkan bahwa, San-fo-tsi dan Cho-po terlibat persaingan untuk menguasai Asia Tenggara . Kedua negeri itu saling mengirim duta besar ke Cina. Utusan San-fo-tsi yang berangkat tahun 988 tertahan di pelabuhan
Kanton ketika hendak pulang, karena negerinya diserang oleh tentara Cho-po .
Pada musim semi tahun 992 duta San-fo-tsi tersebut mencoba pulang namun kembali tertahan di Campa karena negerinya belum aman. Ia meminta kaisar Song supaya menyatakan bahwa San-fo-tsi berada dalam perlindungan Cina.
Utusan Cho-po juga tiba di Cina tahun 992. Ia dikirim oleh rajanya yang naik takhta tahun
991 . Raja baru tersebut diduga kuat adalah Dharmawangsa Teguh. Dengan demikian, dari berita Cina tersebut dapat diketahui kalau pemerintahan Dharmawangsa dimulai sejak tahun 991.
Kerajaan Medang berhasil menguasai
Palembang tahun 992, namun pasukan Medang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya. Prasasti Hujung Langit tahun 997 kembali menyebutkan adanya serangan Jawa terhadap Sumatra.
Mahapralaya Medang
Prasasti Pucangan mengisahkan kehancuran
Kerajaan Medang yang dikenal dengan sebutan Mahapralaya atau “kematian besar”.
Dikisahkan Dharmawangsa menikahkan putrinya dengan seorang pangeran Bali yang baru berusia 16 tahun, bernama Airlangga . Di tengah keramaian pesta, tiba-tiba istana diserang pasukan Wurawari dari Lwaram dengan bantuan laskar Sriwijaya. Istana Dharmawangsa yang terletak di kota Wwatan hangus terbakar. Dharmawangsa sendiri tewas dalam serangan tersebut, sedangkan Airlangga lolos dari maut. Tiga tahun kemudian Airlangga membangun istana baru di Wwatan Mas dan menjadi raja sebagai penerus takhta mertuanya.
Dari prasasti Pucangan diketahui adanya perpindahan ibu kota kerajaan. Prasasti Turyan menyebut ibu kota Kerajaan Medang terletak di Tamwlang, dan kemudian pindah ke Watugaluh menurut prasasti Anjukladang. Kedua kota tersebut terletak di daerah
Jombang sekarang. Sementara itu kota Wwatan diperkirakan terletak di daerah
Madiun, sedangkan Wwatan Mas terletak di dekat Gunung Penanggungan .
Mengenai alasan Raja Wurawari membunuh Dharmawangsa terjadi beberapa penafsiran. Ada yang berpendapat bahwa Wurawari sakit hati karena lamarannya terhadap putri Dharmawangsa ditolak. Ada pula yang berpendapat bahwa Wurawari merupakan bawahan yang ambisius yang hendak mengambil alih kekuasaan Dharmawangsa.
Prasasti Pucangan yang keadaannya sudah tua melahirkan dua versi terhadap tahun berdirinya istana Wwatan Mas. Golongan pertama membaca angka tahun berupa kalimat Suryasengkala yaitu Locana agni vadane atau tahun 1010 Masehi, sedangkan golongan kedua membacanya Sasalancana abdi vadane atau tahun 1016 .
Dengan demikian, versi pertama menyebut kehancuran istana Wwatan atau kematian Dharmawangsa terjadi pada tahun 1007 , sedangkan versi kedua menyebut peristiwa Mahapralaya tersebut terjadi tahun 1016