B. inggris

Pertanyaan

L 0000 Ih 0OO H
18:43
1 Reading Activity
Life a n d Times of
S yijar Chine
(Raden Mas Suwardi Suryaningrat)
The development of good character
should be the heart and soul of education, and
should dominate the spirit of teaching. This was
the philosophy of the "Father of Education" in
Indonesia, Ki Hajar Dewantara. The reason, he said,
was that teaching and character building are like
two sides of a coin and cannot, and should not be
separated.
Education, by definition, means guiding
student liv a in a strong foundation of good
character, so that they would be civilized humans
of highest moral fibre, thus laying the foundation of
a great nation without distinction of religion, ethnicity, customs, conomic and
social status.
Picture 9.2 (Source: Kemendikbud)
Ki Hajar Dewantara was born in the royal family of Yogyakarta on 2" May
1889. His given name was Raden Mas Suwardi Suryaningrat which he later
changed to renounce his connections with the royal family. He transformed
himself into an activist, columnist, politician and pioneer of education for
Indonesians. He fought for rights of Indonesians during Dutch and Japanese
colonial eras (www.tokoindonesia.com).
He was born into an aristocratic family that granted him the privilege of
free access to education of his choice. He got his primary education from ELS
(Europeesche Lagere School), then he continued his education at Stovia (Java
Medical School) but due to health reasons he couldn't finish it. He started writing
for newspapers and eventually all his writings were focused on Indonesian
patriotism, thus anti Dutch. He was involved in the early activities of Budi Utomo
and the Indiesche Party, which were both important in the early development of
the pergerakan, the "movement" that grew up with a nascent Indonesian national
political consciousness (www.indonotes.wordpress.com),
He was exiled between 1913 and 1919 following the publication of two of
Bahasa Inggris (65)



pliss bantu terjemahin yaaa butuh cepett
L 0000 Ih 0OO H 18:43 1 Reading Activity Life a n d Times of S yijar Chine (Raden Mas Suwardi Suryaningrat) The development of good character should be the hear

1 Jawaban

  • L 0000 Ih 0OO JAM
    18:43
    1 Kegiatan Membaca
    Kehidupan dan Kali
    Syijar Chine
    (Raden Mas Suwardi Suryaningrat)
    Pengembangan karakter yang baik
    harus menjadi jantung dan jiwa dari pendidikan, dan
    harus mendominasi semangat mengajar. Ini adalah
    filosofi "Bapak Pendidikan"
    Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Alasannya, kata dia,
    itu yang mengajar dan membangun karakter seperti
    dua sisi dari sebuah koin dan tidak bisa, dan tidak boleh
    dipisahkan.
    Pendidikan, menurut definisi, berarti membimbing
    mahasiswa liv a di atas fondasi yang kuat baik
    karakter, sehingga mereka akan menjadi manusia beradab
    tertinggi moral, dengan demikian meletakkan dasar
    bangsa yang besar tanpa membedakan agama, suku, adat istiadat, dan conomic
    status sosial.
    Gambar 9.2 (Sumber: Kemendikbud)
    Ki Hajar Dewantara lahir di keluarga kerajaan Yogyakarta pada 2" Mei
    1889. Nama aslinya adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang kemudian dia
    berubah untuk meninggalkan hubungan dengan keluarga kerajaan. Dia berubah
    dirinya menjadi seorang aktivis, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi
    Orang-orang indonesia. Dia berjuang untuk hak-hak bangsa Indonesia selama penjajahan belanda dan Jepang
    era kolonial (www.tokoindonesia.com).
    Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga aristokrat yang diberikan kepadanya hak
    gratis akses ke pendidikan pilihannya. Ia mendapat pendidikan dasar dari ELS
    (Europeesche Lagere School), kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Stovia (Jawa
    Sekolah kedokteran) namun karena alasan kesehatan, ia tidak bisa menyelesaikannya. Dia mulai menulis
    untuk koran dan akhirnya semua tulisan-tulisannya yang berfokus pada Indonesia
    patriotisme, sehingga anti belanda. Dia terlibat dalam awal kegiatan Budi Utomo
    dan Indiesche Partai, yang keduanya penting dalam perkembangan awal
    dalam pergerakan, "gerakan" yang dibesarkan dengan yang baru lahir nasional Indonesia
    kesadaran politik (www.indonotes.wordpress.com),
    Ia diasingkan antara tahun 1913 dan 1919 setelah publikasi dari dua
    Bahasa Inggris (65)