Bagaimana masa kecil Dr Eng Khoirul Anwar
B. Indonesia
anandahandayani
Pertanyaan
Bagaimana masa kecil Dr Eng Khoirul Anwar
1 Jawaban
-
1. Jawaban AstridTatengkeng
Prof. Dr. Khoirul Anwar yang lahir pada tahun 1978 tepatnya di Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri. Beliau merupakan orang yang telah berhasil menggapai mimpinya membuat penemuan baru seperti halnya yang dilakukan oleh Michael Faraday dan Albert Einstein. Beliau menciptakan sebuah teknologi transmitter saat ini yang dikenal di dunia dengan nama 4G Technology. Prof. Dr. Khoirul Anwar sekarang bertempat tinggal di Jepang.B. Kisah Singkat Prof. Dr. Khoirul AnwarSewaktu masih kecil Khoirul Anwar suka dengan sains. Sepulang sekolah dia melakukan kegiatan rutinitas yaitu Ngarit (pencari rumput untuk ternak). Disela-sela ketika dia mencari rumput, dia menyempatkan waktu untuk membaca buku tentang teori Albert Einstein dan Michael Faraday. Mimpinya pun melambung tinggi. Yaitu dia ingin kelak dapat menciptakan teori baru seperti yang dilakukan Einstein dan Faraday.
Cita-citanya itu hampir gagal saat ia menjadi anak yatim karena Bapaknya yang bernama Sudjiarto meninggalkanya untuk selama-lamanya pada tahun 1990. Saat itu Khoirul Anwar baru saja lulus dari Sekolah Dasar (SD). Dia pun khawatir, kebingungan dan takut pada ibunya (Siti Patmi) kalau tidak bisa mengantarkannya menuju ke perguruan tinggi. Akhirnya, dengan penuh keyakinan, Khoirul meminta ibunya untuk menyekolahkanya setinggi mungkin demi meraih cita-citanya. Akhirnya ibunya pun berusaha untuk menyekolahkan dia ke perguruan tinggi.
Kemudian Khoirul Anwar melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Kunjang, selanjutnya ia melanjutkan kejenjang SMAN 2 Kediri yang menjadi sekolah favorit. Menjadi seorang anak desa yang bersekolah di kota membuat Khoirul merasa minder. Tetapi rasa kurang percaya diri tersebut bisa ia kalahkan melalui kesungguhannya dalam menuntut ilmu. Dan hasilnya ia dapat meraih juara kelas pada tahun pertama.
Saat menginjak kelas 2 SMA, Khoirul Anwar yang bertempat di Kediri berusaha menghemat pengeluaran agar ibunya tidak terlalu terbebani. Hal tersebut ia lakukan dengan cara tidak makan pagi sebelum berangkat sekolah. Dan hasilnya, peringkatnya turun ke posisi keenam. Karena setiap jam 9 ia selalu merasa sakit kepala.
Lalu Ibu dari salah satu temannya menawari Khoirul Anwar untuk menumpang tinggal di rumahnya secara gratis dan sarapan pagi. Dengan pilihan yang seperti itu, akhirnya ia dapat meraih rankingnya kembali ke posisi teratas, bahkan menjadi murid terbaik di sekolah.
Khoirul Anwar kemudian melangsungkan pendidikanya di ITB (Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Elektro. Dan Khoirul Anwar berhasil lulus sebagai salah satu wisudawan terbaik ITB pada tahun 2000. Selanjutnya, Khoirul Anwar berusaha memperoleh beasiswa magister yang ditawarkan oleh Panasonic Jepang. Namun Khoirul Anwar mempunyai rancana lain yaitu ketika ia berhasil lulus rencananya memilih Universitas di Tokyo. Tetapi, Khoirul Anwar menemui hambatan. Ia gagal lulus seleksi universitas di Tokyo ditambah lagi gagal lolos ujian berbahasa Jepang.
Khoirul merasa malu sekaligus sedih ketika tahu bahwa dirinya tidak lolos. Dan agar tidak dikembalikan ke tanah air akhirnya ia pindah ke universitas yang lain yang berada di Jepang, yaitu di Nara Institute of Science and Technology (NAIST). Dia kemudian lolos dan diterima di NAIST dan berhasil merampungkan magisternya selama satu setengah tahun. Selanjutnya, Khoirul Anwar melangsungkan studi doktoral. Khoirul Anwar pernah dianggap gila oleh para pakar teknologi saat sedang menjelaskan teorinya pada tahun 2005 di Hokkaido, Jepang.