nama kota yang diserahkan al kamil kepada tentara salib dalam perundingan freederick
Sejarah
alisanf9054
Pertanyaan
nama kota yang diserahkan al kamil kepada tentara salib dalam perundingan freederick
1 Jawaban
-
1. Jawaban Gojin32
Mesir sedang bergolak. Dua kekuatan yang sama-sama keras kepala sedang bertarung. Rakyat yang jadi korban. Yang tidak bersalah harus berlumur darah, demi ambisi para pemimpin yang merasa paling benar sendiri. Entah mana yang malaikat, mana yang iblis. Mana yang Firaun, mana yang Musa. Jangan-jangan, semuanya iblis, semuanya Firaun. Dan keduanya sedang ongkang-ongkang kaki, bertepuk tangan gembira, Ini pendukungku, mana pendukungmu, ayo kita berseteru, sampai salah satu jadi abu.
Dan ketika gelombang perseteruan itu sampai ke negeri sini, orang-orang pun berselancarlah di atas riak-riaknya, berdebat hingga berbusa-busa. Masing-masing punya versi, panutan, dan sumber berita. Entah sumber kedua, ketiga, atau keberapa. Entah dari bahasa Arab, bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Arab, bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dari bahasa Arab, atau bahkan cuma dari konon kabarnya yang tertulis di status Facebook atau kicauan twitter. Dan kalau kita percaya bahwa media membawa misi-misi tertentu dalam mengabarkan suatu peristiwa, maka kita seharusnya tidak boleh meyakini sepenuhnya apa yang kita dengar dan baca. Karena selalu ada tiga sisi dalam sebuah cerita: sisi yang kau yakini dan yang ingin kau yakini, sisi yang mereka yakini dan yang ingin mereka yakini, dan sisi yang sebenarnya. Dan sisi yang sebenarnya inilah yang di luar jangkauan, karena kita tidak berada di tengah-tengah peristiwanya sendiri.
Beberapa waktu lalu, kebetulan saya membaca sebuah buku sejarah tentang Perang Salib Kelima yang terjadi di Mesir pada abad ke-12, dan khususnya tentang sebuah peristiwa menarik yang barangkali bisa menjadi ibroh bagi upaya perdamaian antara pihak-pihak mana pun yang tengah berseteru mengatasnamakan agama ataupun kepentingan lainnya: pertemuan antara Malik al-Kamil, sultan Mesir dan Fransiskus dari Assisi, yang kini dikenal sebagai Santo Fransiskus, pendiri ordo Fransiskan.
Diceritakan, setelah Paus Innosensius III meluncurkan Perang Salib Kelima, pasukan Kristen mulai berkumpul dan bergerak ke kota Damietta, gerbang masuk ke Mesir, tempat Bani Ayyub berkuasa. Target mereka adalah menaklukkan Mesir dan merebut kembali Yerusalem. Pada 1218, Pasukan Tentara Salib berhasil sampai di dekat Damietta, pintu gerbang Mesir, yang memiliki pertahanan yang kuat. Dengan dinding benteng berlapis tiga dan menara-menaranya yang kukuh, Damietta sulit ditaklukkan. Akhirnya, pengepungan kota pun dilakukan. Berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun.